Awalnya Berniat Sedekah Ke Nenek Penjual Sapu, Tapi Wanita ini Malah Dapat “Tamparan” Darinya
Masyaallah nenek berhati malaikat.
tamparan keras dari nenek penjual sapu didapatkan perempuan ini, awal mulanya dia ingin bersedekah karna dikira pengemis, tidak disangkanya perihal mengejutkan ini dicoba si nenek.
mengapa nenek ini malah menampar perempuan yang ingin memberikannya sedekah, terdapat perihal yang tersirat dari kata ” tamparan ” itu seorang diri, bukan tamparan kekerasan raga, namun tamparan hati, sekejap nasfas ini juga terhenti bila itupun kamu yang mengalaminya seorang diri.
walaupun dijaman ini mayoritas perempuan tua yang kumuh lusuh, berposisi di pinggiran jalur dikira bagaikan pengemis, tetapi berubah dengan nenek ini, serupa yang aku bilang, nenek ini berhati malaikat.
kenapa aku mengagum – ngagumkan nenek ini, karna cerita yang dikisahkan perempuan yang menemukan ” tamparan ” nya ini:
menempuh kehidupan dengan jujur dan mandiri begitu bukan sesuatu perihal yang dapat dibilang gampang.
acapkali kita mengalami tantangan dan juga cobaan kala berupaya buat menempuh kehidupan dengan trik tersebut.
walaupun begitu, keteguhan dan kesabaranlah yang dapat jadi senjata jitu dalam menempuh kehidupan yang seakan memperkenalkan tantangan berat tiap harinya.
perihal seragam dirasakan oleh seseorang nenek penjual sapu ijuk ini.
seseorang sahabat menggambarkan kekagumannya pada seseorang nenek yang mangkal di depan pasar godean, sleman, yogyakarta.
kala itu hari minggu, dikala ia dan juga keluarganya bakal kembali usai silaturahim berbarengan saudara, mereka melewati pasar godean.
bunda dan juga sahabat aku tergoda membeli ayam goreng di depan pasar buat sajian makan malam.
kebetulan hari mulai hitam.
di samping warung ayam goreng tersebut terdapat seseorang nenek berpakaian lusuh bak pengemis.
duduk bersimpuh tanpa alas sembari merangkul 3 ikat sapu ijuk.
keadaannya nampak payah, lemah, dan juga tidak berdaya.
sehabis membayar ayam goreng, bunda sahabat aku bermaksud berikan rp. 1000, karna iba dan juga menyangka nenek tadi pengemis.
dikala menyodorkan lembaran duit tadi, tidak diprediksi sang nenek malah menunduk kecewa dan juga menggeleng pelan.
sekali lagi diberi duit, sekali lagi nenek itu menolak.
penjual ayam goreng yang kebetulan memandang peristiwa itu setelah itu menarangkan kalau nenek itu tidaklah pengemis, melainkan penjual sapu ijuk.
mengerti hendak iktikad keberadaan si nenek yang sesungguhnya, bunda sahabat aku kesimpulannya memutuskan membeli 3 sapunya yang berharga rp. 1. 500 , – per ikat.
walaupun ijuknya jarang – jarang dan juga tidak bagus, ikatannya juga longgar.
menerima duit rp. 5. 000 , – si nenek nampak ngedumel seorang diri.
nyatanya ia tidak memiliki duit kembalian.
” ambil aja duit kembaliannya, ” , kata bunda sahabat aku.
tetapi, sang nenek ngotot buat mencari duit kembalian rp. 500 , -.
ia kemudian bangkit dan juga dengan sulit payah mengubah duit di warung terdekat.
bunda sahabat aku terpaku memandang polah si nenek.
sesampainya di mobil, dia masih terus berpikir.
gimana bisa jadi di era saat ini masih terdapat orang yang begitu jujur, mandiri, dan juga memiliki harga diri yang begitu besar.
kerasa sosial yang besar amat dibutuhkan untuk yang butuh dorongan serupa nenek ini. banyak orang yang masih menghiraukan apa yang terjalin disekitarnya. tidak hirau, cuek, dan juga tidak ingin tau.
mudah – mudahan berguna dan juga dapat mengispirasi seluruh.
( sumber : http:// www. insuranceplans. site/2017/12/awalnya-berniat-sedekah-ke-nenek. html )
0 Response to "Awalnya Berniat Sedekah Ke Nenek Penjual Sapu, Tapi Wanita ini Malah Dapat “Tamparan” Darinya"
Posting Komentar