Suka Terbangun Antara Jam 2 – 4 Pagi? Itu Tandanya Kamu Sedang Mengalami Hal Spiritual Ini!
Apakah kalian suka terbangun di jam yang sama masing – masing harinya? paham kah apabila terbangun di jam – jam tertentu mampu menunjukkan kondisi diri kita, secara mental maupun spritual?
terbangun dari tidur di jam 11 malam sampai jam 12 menampilkan adanya kekecewaan emosional yang lagi kamu rasakan. pengobatan Cina kuno mengatakan bahwa ini menggambarkan waktu di mana kantung empedu aktif, jadi kalau ingin tidur nyenyak dan juga pula tidak terbangun di jam ini.. . cobalah memaafkan diri seseorang diri dan juga pula sahabat.
tahajjud
kalau kamu sering bangun antara jam 2 dan juga pula 4 pagi, tandanya allah lagi berupaya berdialog dengan kita. allah rindu dengan doa – doa yang kita panjatkan, allah lagi ingin memberikan hidayahnya pada kita, sampai jangan kurang ingat dirikan shalat tahajud yah sob.
wah, baiknya kita biasakan diri bangun di sepertiga malam terakhir yah sob. supaya mampu menciptakan petunjuk allah di kala kebanyakan manusia tengah terlelap.
kenapa dianjurkan shalat tahajud di sepertiga malam terakhir?
karna allah subhanahu wa ta’ala yang menarangkan seseorang diri langsung di dalam al – qur – an pada banyak ayat dan juga pula pula rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits tentang besarnya pahala yang diperoleh dari melaksanakan shalat malam.
terlebih lagi, ketahuilah wahai pembaca yang budiman –sebelum kami menguraikan ayat – ayat dan juga pula hadits – hadits tersebut– bahwa shalat yang sangat baik sehabis shalat wajib menggambarkan shalat tahajud, dan juga pula hal – hal ini telah jadi ijma’ (kesepakatan) ulama. [1]
ayat – ayat tentang keutamaan shalat tahajud dan juga pula anjurannya
di dalam banyak ayat, allah subhanahu wa ta’ala menganjurkan kepada nabi – nya yang mulia buat melakukan shalat malam. antara lain menggambarkan:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ
“dan pada sebagian malam hari shalat tahajjud – lah kamu…. ” [al – israa’/17: 79]
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا
“dan sebutlah nama rabb – mu pada (waktu) pagi dan juga pula petang. dan juga pula pada sebagian dari malam, sampai sujudlah kepada – nya dan juga pula bertasbihlah kepada – nya pada penggalan yang panjang di malam hari. ” [al – insaan/76: 25 – 26].
وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ
“dan bertasbihlah kamu kepada – nya di malam hari dan juga pula masing – masing selesai shalat. ” [qaaf/50: 40].
وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ۖ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبَارَ النُّجُومِ
“dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan rabb – mu, sampai sesungguhnya kamu berposisi dalam penglihatan kami, dan juga pula bertasbihlah dengan memuji rabb – mu ketika kamu bangun berdiri, dan juga pula bertasbihlah kepada – nya pada be – berapa disaat di malam hari dan juga pula waktu terbenam bintang – bintang (di waktu fajar). ” [ath – thuur/52: 48 – 49]
allah subhanahu wa ta’ala terlebih lagi memerintahkan kepada ia shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila telah selesai melakukan shalat wajib biar melakukan shalat malam, [2] hal – hal itu sebagaimana terdapat pada firman allah subhanahu wa ta’ala:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ
“maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) , kerjakanlah dengan sungguh – sungguh (urusan) yang lain, dan juga pula hanya kepada rabb – mu – lah hendaknya kamu berharap. ” [asy – syarh/94 : 7 – 8)
allah subhanahu wa ta’ala pula memuji para hamba – nya yang shalih yang senantiasa melakukan shalat malam dan juga pula bertahajjud, allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan juga pula di akhir – akhir malam mereka memohon ampun (kepada allah). ” [adz – dzaariyaat/51: 17 – 18]
ibnu ‘abbas radhiyallahu anhuma mengatakan, “tak ada satu pula malam yang terlewatkan oleh mereka melainkan mereka melakukan shalat walaupun hanya sebagian raka’at saja. ”[3]
al – hasan al – bashri berkata, “setiap malam mereka tidak tidur kecuali sangat sedikit sekali. ”[4]
al – hasan pula berkata, “mereka melakukan shalat malam dengan lamanya dan juga pula penuh bersemangat hingga tiba waktu memohon ampunan pada waktu sahur. ”[5]
allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam memuji dan juga pula menyanjung mereka:
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, lagi mereka berdo’a kepada rabb – nya dengan rasa takut dan juga pula harap, dan juga pula mereka menafkah – kan sebagian dari rizki yang kami bagikan ke – pada mereka. seorang pula tidak mengidentifikasi apa yang disembunyikan buat mereka yakni (bermacam – macam nikmat) yang menyedapkan pemikiran mata, seperti balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. ” [as – sajdah/32: 16 – 17]
ibnu katsir rahimahullah mengatakan, “yang dimaksud dengan apa yang mereka jalani menggambarkan shalat malam dan juga pula meninggalkan tidur dan juga berbaring di atas tempat tidur yang empuk. ”[6]
al – ‘allamah ibnul qayyim rahimahullah mengatakan, “cobalah renungkan gimana allah membalas shalat malam yang mereka jalani secara sembunyi dengan balasan yang ia sembunyikan buat mereka, yakni yang tidak diketahui oleh segala jiwa. pula gimana allah membalas rasa gelisah, takut dan juga pula gundah gulana mereka di atas tempat tidur disaat bangun buat melakukan shalat malam dengan kesenangan jiwa di dalam surga. ”[7]
dari asma’ binti yazid radhiyallahu anha, ia berkata, “rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا جَمَعَ اللهُ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلآخِرِيْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، جَاءَ مُنَادٍ فَنَادَى بِصَوْتٍ يَسْمَعُ الْخَلاَئِقُ: سَيَعْلَمُ أَهْلُ الْجَمْعِ اَلْيَوْمَ مَنْ أَوْلَى بِالْكَرَمِ، ثُمَّ يَرْجِعُ فَيُنَادِي: لِيَقُمَ الَّذِيْنَ كاَنَتْ (تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ) فَيَقُوْمُوْنَ وَهُمْ قَلِيْلٌ
“bila allah mengumpulkan segala manusia dari yang pertama hingga yang terakhir pada hari kiamat nanti, sampai datang sang penyeru setelah itu memanggil dengan suara yang terdengar oleh segala makhluk, ‘hari ini segala yang berkumpul bakal tahu siapa yang pantas mendapatkan kemuliaan! ’ sehabis itu penyeru itu kembali seraya berkata, ‘hendaknya orang – orang yang ‘lambungnya jauh dari tempat tidur’ bangkit, setelah itu mereka bangkit, lagi jumlah mereka sedikit. ”[8]
hadits – hadits tentang keutamaan shalat malam dan juga pula anjurannya
nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menganjurkan kepada para sahabatnya buat melakukan shalat malam dan juga pula membaca al – qur – an di dalamnya. hadits – hadits yang berkata tentang hal – hal ini sangat banyak buat sanggup dihitung. namun kami hanya bakal menyinggung sebagiannya saja, berikut panda – ngan para ulama dekat kasus ini.
abu hurairah radhiyallahu anhu berkata, bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ
“shalat yang sangat utama sehabis shalat wajib menggambarkan shalat yang dicoba di malam hari. ”[9]
al – bukhari rahimahullah berkata: “bab keutamaan shalat malam. ” selanjutnya ia membawakan hadits dengan sanadnya yang sampai kepada ibnu ‘umar radhiyallahu anhuma, bahwa ia berkata: “seseorang di masa hidup rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bermimpi menceritakannya kepada ia. sampai aku pula berharap sanggup bermimpi biar aku ceritakan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. disaat aku muda aku tidur di dalam masjid setelah itu aku bermimpi seakan 2 malaikat membawaku ke neraka. tampaknya neraka itu berupa sumur yang dibangun dari batu dan juga pula memiliki 2 tanduk. di dalamnya terdapat orang – orang yang aku ketahui. aku pula berucap, ‘aku berlindung kepada allah dari neraka! ’ ibnu ‘umar melanjutkan ceritanya, ‘malaikat yang lain menemuiku seraya berkata, ‘jangan takut! ’ akhirnya aku ceritakan mimpiku kepada hafshah dan juga pula ia menceritakannya kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, setelah itu ia bersabda:
نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ، لَوْ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ
‘sebaik – baik hamba menggambarkan ‘abdullah seandainya ia melakukan shalat pada sebagian malam. ’
akhirnya ‘abdullah tidak pernah tidur di malam hari kecuali hanya sebagian disaat saja. ”[10]
ibnu hajar berkata: “yang jadi dalil dari kasus ini menggambarkan sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘sebaik – baik hamba menggambarkan ‘abdullah seandainya ia melakukan shalat pada sebagian malam. ’ kalimat ini mengindikasikan bahwa orang yang melakukan shalat malam menggambarkan orang yang baik. ”[11]
ia berkata lagi, “hadits ini menunjukkan bahwa shalat malam mampu menjauhkan orang dari adzab. ”[12]
‘aisyah radhiyallahu anhuma berkata: “rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap melakukan shalat malam hingga kedua telapak kakinya rusak. ”[13]
abu hurairah radhiyallahu anhu berkata, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيْلٌ فَارْقُدْ! فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللهَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيْطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيْثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ
“syaitan mengikat di pangkal kepala seseorang darimu disaat ia tidur dengan 3 jalinan yang pada masing – masingnya tertulis, ‘malammu sangat panjang, sampai tidurlah! ’ apabila ia bangun setelah itu berdzikir kepada allah, sampai satu jalinan lepas, apabila ia berwudhu’ satu jalinan lagi lepas dan juga pula apabila ia shalat satu jalinan lagi lepas. sampai di pagi hari ia dalam keadaan bersemangat dengan jiwa yang baik. namun apabila ia tidak melakukan hal – hal itu, sampai di pagi hari jiwanya kotor dan juga pula ia jadi malas. ”[14]
ibnu hajar berkata: “apa yang terungkap dengan jelas dalam hadits ini menggambarkan, bahwa shalat malam memiliki hikmah buat kebaikan jiwa walaupun hal – hal itu tidak dibayangkan oleh orang yang melaksanakannya, dan juga pula demikian pula sebaliknya. inilah yang diisyaratkan allah dalam firman – nya:
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
“sesungguhnya bangun di waktu malam menggambarkan lebih cocok (buat khusyu’) dan juga pula bacaan di waktu itu lebih terkesan. ” [al – muzzammil/73: 6]
sebagian ulama menarik kesimpulan dari hadits ini bahwa orang yang melakukan shalat malam setelah itu ia tidur lagi, sampai syaitan tidak bakal kembali buat mengikat dengan sebagian jalinan seragam semula. ”[15]
abu hurairah radhiyallahu anhu berkata, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْـدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“puasa yang sangat utama sehabis puasa ramadhan menggambarkan (berpuasa pada) bulan allah yang mulia (muharram) dan juga pula shalat yang sangat utama sehabis shalat wajib menggambarkan shalat malam. ”[16]
an – nawawi rahimahullah berkata: “hadits ini jadi dalil buat kesepakatan ulama bahwa shalat sunnah di malam hari menggambarkan lebih baik daripada shalat sunnah di siang hari. ”[17]
ath – thibi berkata: “demi hidupku, begitu, seandainya tidak ada keutamaan dalam melakukan shalat tahajjud tidak cuma pada firman allah:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“dan pada sebagian malam hari bershalat ta – hajjudlah kamu seperti suatu ibadah tambahan bagimu; mudah – mudahan rabb – mu mengang – katmu ke tempat yang terpuji. ” [al – israa’/17: 79]
dan juga pula pula firman allah subhanahu wa ta’ala:
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, lagi mereka berdo’a kepada rabb – nya dengan rasa takut dan juga pula harap, dan juga pula mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami bagikan kepada mereka. seorang pula tidak mengidentifikasi apa yang disembunyikan buat mereka, yakni (bermacam – macam nikmat) yang menyedapkan pemikiran mata…” [as – sajdah/32: 16 – 17].
pula ayat – ayat yang yang lain, sampai hal – hal itu sudah cukup jadi dalil keistimewaan shalat ini. ”[18]
dari ‘abdullah bin ‘amr bin al – ‘ash radhiyallahu anhuma ia menuturkan, bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللهِ صَلاَةُ دَاوُدَ، وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ: كاَنَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُوْمُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ، وَيَصُوْمُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“shalat yang sangat dicintai allah menggambarkan shalat nabi dawud alaihissallam dan juga pula puasa yang sangat dicintai allah pula puasa nabi dawud alaihissallam. ia tidur setengah malam, bangun sepertiga malam dan juga pula tidur lagi seperenam malam dan juga berpuasa satu hari dan juga pula berbuka satu hari. ”[19]
al – hafizh ibnu hajar rahimahullah berkata: “al – mahlabi mengatakan nabi dawud alaihissallam mengistirahatkan pribadinya dengan tidur pada dini malam setelah itu ia bangun pada waktu di mana allah menyeru, ‘adakah orang yang meminta? , tentu bakal aku bagikan permintaannya! ’ setelah itu ia meneruskan lagi tidurnya pada malam yang tersisa semata – mata buat sanggup rehat dari lelahnya melakukan shalat tahajjud. tidur terakhir inilah yang dicoba pada waktu sahur. tata trik seragam ini lebih dicintai allah karna berlagak sayang terhadap jiwa yang dikhawatirkan bakal merasa bosan (apabila dibebani dengan beban yang berat, – ed) dan juga pula rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
إِنَّ اللهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا.
‘sesungguhnya allah tidak bakal pernah merasa bosan sampai kalian seseorang diri yang bakal merasa bosan. ’
allah subhanahu wa ta’ala ingin tetap melimpahkan karunia – nya dan juga pula memberikan kebaikan – nya. ”[20]
dari jabir bin ‘abdillah radhiyallahu anhu ia berkata, aku mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَـةً، لاَ يُوَافِقُهَا رَجُـلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang apabila seorang muslim memohon kepada allah dari kebaikan dunia dan juga pula akhirat pada waktu itu, sampai allah tentu bakal memberikan kepadanya, dan juga pula hal – hal tersebut ada di masing – masing malam. ”[21]
an – nawawi rahimahullah berkata, “hadits ini menetapkan adanya waktu dikabulkannya do’a pada masing – masing malam, dan juga pula mempunyai dorongan buat tetap berdo’a di sepanjang waktu malam, biar mendapatkan waktu itu. ”[22]
dari abu hurairah radhiyallahu anhu, ia menuturkan, bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
رَحِمَ اللهُ رَجُـلاً، قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ اِمْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِيْ وَجْهِهَا الْمَاءَ، وَرَحِمَ اللهُ اِمْرَأَةً، قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَ أَيْقَظَتْ زَوْجَهَا، فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِيْ وَجْهِهِ الْمَاءَ
“semoga allah merahmati seorang suami yang bangun di waktu malam setelah itu shalat dan juga pula ia pula membangunkan isterinya setelah itu sang istri pula shalat. apabila istri tidak mau bangun ia percikkan air ke wajahnya. mudah – mudahan allah merahmati seorang isteri yang bangun di waktu malam setelah itu ia shalat dan juga pula ia pula membangunkan suaminya. apabila si suami enggan buat bangun ia pula memercikkan air ke wajahnya. ”[23]
dari abu sa’id al – khudri radhiyallahu anhu ia menuturkan, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنِ اسْتَيْقَظَ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيْعًا، كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ
“barangsiapa yang bangun di waktu malam dan juga pula ia pula membangunkan isterinya setelah itu mereka shalat bertepatan 2 raka’at, sampai keduanya bakal dicatat tercantum golongan laki – laki dan juga pula wanita yang banyak berdzikir kepada allah. ”[24]
al – munawi berkata, “hadits ini seragam dikemukakan oleh ath – thibi menunjukkan bahwa orang yang mendapatkan kebaikan seyogyanya menginginkan buat sahabat apa yang ia ingin buat pribadinya berupa kebaikan, setelah itu ia pula memberikan kepada yang terdekat terlebih dahulu. ”[25]
dari abu hurairah radhiyallahu anhu ia menuturkan, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يُبْغِضُ كُلَّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ، صَحَّابٍ فِي اْلأَسْوَاقِ، جِيْفَةٍ بِاللَّيْلِ، حِمَارٍ بِالنَّهَارِ، عَالِمٍ بِأَمْرِ الدُّنْيَا جَاهِلٍ بِأَمْرِ اْلآخِرَةِ
“sesungguhnya allah membenci masing – masing orang yang perilakunya kasar, sombong, tukang makan dan juga pula minum dan juga suka berteriak di pasar. ia seragam bangkai di malam hari dan juga pula keledai di siang hari. dia hanya tahu masalah dunia namun buta terhadap urusan akhirat. ”[26]
dari anas radhiyallahu anhu ia menuturkan, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
جَعَلَ اللهُ عَلَيْكُمْ صَلاَةَ قَوْمٍ أَبْرَارٍ يَقُوْمُوْنَ اللَّيْلَ وَيَصُوْمُوْنَ النَّهَارَ، لَيْسُوْا بِأَثَمَةٍ وَلاَ فُجَّارٍ
“allah telah menjadikan pada kalian shalat golongan yang baik; mereka shalat di waktu malam dan juga pula berpuasa di waktu siang. mereka bukanlah para pelaku dosa dan juga pula orang – orang yang jahat. ”[27]
dari ‘abdullah bin salam radhiyallahu anhu, ia berkata, “yang pertama kali aku dengar dari rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan sabda ia:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلاَمَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا اْلأَرْحَـامَ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ
“wahai manusia, tebarkan salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahmi dan juga pula shalatlah di malam hari disaat manusia tertidur, tentu kalian bakal masuk ke dalam surga dengan selamat. ”[28]
‘abdullah bin qais mengatakan, bahwa ‘aisyah radhiyallahun anhuma berkata: “janganlah kalian meninggalkan shalat malam karna rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya. apabila ia sakit maupun malas, ia shalat dalam keadaan duduk. ”[29]
dari ibnu mas’ud radhiyallahu anhu ia menuturkan, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَضْلُ صَلاَةِ اللَّـيْلِ عَلَى صَلاَةِ النَّهَارِ، كَفَضْلِ صَدَقَةِ السِّرِّ عَلَى صَدَقَةِ الْعَلاَنِيَةِ
“keutamaan shalat malam atas shalat siang, seragam keutamaan bersedekah secara sembunyi atas bersedekah secara terang – terangan. ”[30]
dari ibnu mas’ud radhiyallahu anhu ia menuturkan pula, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ إِنَّ اللهَ يَضْحَكُ إِلَى رَجُلَيْنِ: رَجُلٌ قَـامَ فِيْ لَيْلَةٍ بَارِدَةٍ مِنْ فِرَاشِهِ وَلِحَافِهِ وَدِثَارِهِ، فَتَوَضَّأَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ، فَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِمَلاَئِكَتِهِ: مَا حَمَلَ عَـبْدِيْ هَذَا عَلَى مَا صَنَعَ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: رَبُّنَا رَجَاءً مَا عِنْدَكَ وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدَكَ، فَيَقُوْلُ: فَإِنِّي قَدْ أَعْطَيْتُهُ مَا رَجَا وَأَمَّنْتُهُ مِمَّا يُخَافُ
“ketahuilah, sesungguhnya allah tertawa terhadap 2 orang laki – laki: seseorang yang bangun pada malam yang dingin dari ranjang dan juga pula selimutnya, setelah itu ia berwudhu’ dan juga pula melakukan shalat. allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepada para malaikat – nya, ‘apa yang menekan hamba – ku melakukan ini? ’ mereka menjawab, ‘wahai rabb kami, ia melakukan ini karna mengharap apa yang ada di sisi – mu dan juga pula takut dari apa yang ada di sisi – mu pula. ’ allah berfirman, ‘sesungguhnya aku telah memberikan kepadanya apa yang ia harapkan dan juga pula memberikan rasa aman dari apa yang ia takutkan. ”[31]
masih banyak lagi hadits – hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menarangkan tentang keutamaan shalat malam, dorongan terhadapnya dan juga pula kedudukan orang – orang yang senantiasa melaksanakannya.
atsar sahabat dan juga pula golongan salaf tentang keutamaan shalat malam dan juga pula anjurannya
dari ibnu mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata, “sesungguhnya di dalam taurat tertulis, ‘sungguh allah telah memberikan kepada orang – orang yang lambungnya jauh dari tempat tidur apa yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan juga pula tidak pernah terlintas dalam hati manusia, yakni apa yang tidak di – ketahui oleh malaikat yang dekat kepada allah dan juga pula nabi yang diutus – nya. ”[32]
dari ya’la bin ‘atha’ ia meriwayatkan dari bibinya salma, bahwa ia berkata, “‘amr bin al – ‘ash berkata, ‘wahai salma, shalat satu raka’at di waktu malam sama dengan shalat 10 raka’at di waktu siang. ”[33]
‘umar bin al – khaththab radhiyallahu anhu berkata, “seandainya tidak ada 3 permasalahan; seandainya aku tidak berangkat berjihad di jalan allah, seandainya aku tidak mengotori dahiku dengan debu karna ber – sujud kepada allah dan juga pula seandainya aku tidak duduk bertepatan orang – orang yang mengambil kata – kata yang baik seragam mereka mengambil kurma – kurma yang baik, sampai aku merasa senang berjumpa dengan allah. ”[34]
disaat menjelang wafatnya ibnu ‘umar, ia berkata, “tidak ada sesuatu yang sangat aku sedihkan di dunia ini tidak cuma rasa dahaga di siang hari dan juga pula keletihan di malam hari. ”
ibnu ‘abbas radhiyallahu anhuma berkata, “kemulian seseorang terletak pada shalatnya di malam hari dan juga pula perilakunya menjauhi apa yang ada pada tangan sahabat. ”[35]
thalhah bin mashraf berkata, “aku mendengar apabila seorang laki – laki bangun di waktu malam buat melakukan shalat malam, malaikat memanggilnya, ‘berbahagialah engkau karna engkau telah menempuh jalan para ahli ibadah sebelummu. ” thalhah mengatakan lagi, “malam itu pula berwasiat kepada malam setelahnya biar membangunkannya pada waktu di mana ia bangun. ” thalhah mengatakan lagi, “kebaikan turun dari atas langit ke pembelahan rambutnya dan juga pula ada penyeru yang berseru, ‘seandainya seorang yang bermunajat tahu siapa yang ia seru, sampai ia tidak bakal berpaling (dari munajatnya). ’”[36]
dari al – hasan al – bashri berkata, “kami tidak mengidentifikasi amal ibadah yang lebih berat daripada lelahnya melakukan shalat malam dan juga pula menafkahkan harta ini. ”[37]
al – hasan pula pernah ditanya, “mengapa orang yang tetap melakukan shalat tahajjud wajahnya lebih indah? ” ia menjawab, “sebab mereka menyendiri bertepatan ar – rahman (allah) , sampai – sampai allah memberikan kepadanya cahaya – nya. ”[38]
syuraik berkata, “barangsiapa yang banyak shalatnya di malam hari, sampai wajahnya bakal terlihat indah di siang hari. ”[39]
yazid ar – riqasyi berkata, “shalat malam bakal jadi cahaya buat seorang mukmin pada hari kiamat nanti dan juga pula cahaya itu bakal berjalan dari depan dan juga pula belakangnya. kebalikannya puasa seorang hamba bakal menjauhkannya dari panasnya neraka sa’ir. ”[40]
wahab bin munabih berkata, “shalat di waktu malam bakal menjadikan orang yang rendah kedudukannya, mulia, dan juga pula orang yang hina, berwibawa. kebalikannya puasa di siang hari bakal mengekang seseorang dari dorongan syahwatnya. tidak ada istirahat buat seorang mukmin tanpa masuk surga. ”[41]
al – awza’i berkata, “aku mendengar barangsiapa yang lama melakukan shalat malam, sampai allah bakal meringankan siksanya pada hari kiamat nanti. ”[42]
ishaq bin suwaid berkata, “orang – orang salaf memandang bahwa berekreasi menggambarkan dengan trik puasa di siang hari dan juga pula shalat di malam hari. ”[43]
saya katakan, “dari pemaparan terdahulu jelaslah bahwa shalat malam memiliki keutamaan yang besar dan juga pula hanya orang yang merugi yang meninggalkannya. ”
kita berlindung kepada allah dari kerugian dan juga pula hanya dia – lah tempat memohon pertolongan.
[disalin dari kitab “kaanuu qaliilan minal laili maa yahja’uun” karya muhammad bin su’ud al – ‘uraifi diberi pengantar oleh syaikh ‘abdullah al – jibrin, edisi indonesia panduan lengkap shalat tahajjud, penerbit pustaka ibnu katsir]
_______
footnote
[1]. lihat haasyiyatur raudhil murbi’, (ii/219).
[2]. lihat tafsiir fat – hul qadiir oleh as – syaukani, (v/667).
[3]. tafsiir ath – thabari, (xiii/197)
[4]. ibid (xiii/200).
[5]. ibid.
[6]. tafsiir ibni katsir (vi/363).
[7]. baca haadil arwaah ilaa bilaadil afraah oleh ibnul qayyim (hal – hal. 278).
[8]. hadits ini diriwayatkan oleh abu ya’la dalam al – musnadul kabiir (iv/373) dari hadits asma’ binti yazid x. pula diriwayatkan oleh al – mundziri dalam at – targhiib wat – tarhiib, (i/215).
[9]. hr. muslim, kitab ash – shiyaam bab fadhli shaumil mu – harram, (no. 1163).
[10]. hr. al – bukhari, kitab al – jumu’ah, bab fadhli qiyaamul lail, (hadits no. 1122) dan juga pula muslim, kitab fadhaa – ilish sha – haabah bab fiqhi fadhaa – ili ‘abdillah bin ‘umar c, (hadits no. 2479).
[11]. fat – hul baarii (iii/9).
[12]. ibid, (iii/10).
[13]. hr. al – bukhari, kitab tafsiirul qur – aan bab liyaghfirallaahu laka maa taqaddama min dzanbika… (hadits no. 4837) dan juga pula muslim, kitab shifatul qiyaamah bab iktsaaril a’maal wal ijtihaadi fil ‘ibaadah (hadits no. 2820).
[14]. hr. al – bukhari, kitab at – tahajjud, bab ‘aqdisy syaithaani ‘alaa qaafiyatir ra’ – si idzza lam yushshalli bil lail, (hadits no. 1142) dan juga pula muslim, kitab shalaatil musaafiriin, bab maa warada fii man naamal laila ajma’a hatta ashbaha, (hadits no. 776).
[15]. fat – hul baarii (iii/33).
[16]. telah ditakhrij sebelumnya.
[17]. lihat shahiih muslim bi syarhin nawawi (viii/55).
[18]. lihat tuhfatul ahwadzii bisy syarh jaami’it tirmidzi oleh al – mubarakfuri, (ii/425).
[19]. hr. al – bukhari dalam shahiihnya kitab ahaadiitsil anbiyaa’, bab ahabbish shalaati ilallaah shalaati dawud… (hadits no. 3420) dan juga pula muslim dalam kitab ash – shiyaam bab an – nahyi ‘an shawmid dahr, (hadits no. 1159).
[20]. fat – hul baarii (iii/21).
[21]. hr. muslim dalam kitab shalaatul musaafiriin, bab fil laili saa’tun mustajaabun fii had du’aa’, (hadits no. 757).
[22]. lihat shahiih muslim bi syarhin nawawi (vi/36).
[23]. hr. abu dawud dalam kitab ash – shalaah, bab qiyaamul lail, (hadits no. 1308) , an – nasa – i dalam kitab qiyaamul lail, bab at – targhiibu fii qiyaamil lail, (hadits no. 1610) , ibnu majah dalam kitab iqaamatush shalaah, bab maa jaa – a fii man ayqazha ahlahu minal lail, (hadits no. 1336) , ibnu khuzaimah dalam shahiihnya, (ii/183) , ibnu hibban dalam shahiihnya (vi/306) sebagaimana yang terdapat dalam al – ihsaan) , al – hakim dalam al – mustadrak, (i/309) dengan komentarnya, “ini menggambarkan hadits shahih sesuai kriteria yang ditetapkan muslim. ” penilaian al – hakim disepakati pula oleh adz – dzahabi. kebalikannya al – ‘allamah al – albani dalam shahiihut targhiib (no. 621) menghitung hadits ini hasan.
[24]. hr. abu dawud dalam kitab ash – shalaah, bab al – hatstsu ‘ala qiyaamil lail, (hadits no. 1451) , ibnu majah, dalam kitab iqaamatish shalaah, bab maa jaa – a fii man ayqazha ahlahu minal lail, (1339) , ibnu hibban dalam shahiihnya, (vi/307) sebagaimana dalam al – ihsaan, al – hakim (i/316) dan juga pula ia berkata, “ini menggambarkan hadits shahih sesuai kriteria al – bukhari dan juga pula muslim, hanya saja keduanya tidak mengeluarkannya. ” penilaian ini disepakati oleh adz – dzahabi. hadits ini dishahihkan oleh al – albani dalam shahiihul jaami’ (hadits no. 330).
[25]. lihat faidhul qadiir oleh al – munawi, (iv/25).
[26]. hr. al – baihaqi dalam as – sunanul kubra, (x/194) dan juga pula al – albani dalam silsilatul ahaadiits ash – shahiihah (hadits no. 195) menghitung hadits ini shahih.
[27]. hr. ‘abd bin humaid, (ii/147) dan juga pula adh – dhiya’ al – maqdisi dalam al – mukhtaarah, (v/74) , melalui jalur periwayatan yang bersumber dari ‘abd bin humaid. hadits ini dinilai shahih oleh al – albani dalam silsilatul ahaadiits ash – shahiihah (hadits no. 1810).
[28]. hr. at – tirmidzi dalam kitab shifatil qiyaamah bab minhu…, (hadits no. 2485). ia mengomentari hadits ini dengan mengatakan, “ini menggambarkan hadits yang shahih. ” hadits ini pula dikeluarkan ahmad dalam musnadnya, (hadits no. 23272) dan juga pula ad – darimi dalam sunannya, (hadits no. 1460). al – hakim mengatakan, “hadits ini sanadnya shahih, ” lihat al – mustadrak, (iv/176).
[29]. hr. abu dawud dalam kitab ash – shalaah, bab qiyaamil lail, (hadits no. 1307) , ahmad dalam musnadnya, (hadits no. 25583) , al – hakim dalam al – mustadraknya, (i/452). al – hakim berkata, “hadits ini shahih sesuai dengan kriteria yang ditetapkan muslim. ” penilaian al – hakim disetujui oleh adz – dzahabi.
[30]. hr. ibnul mubarak dalam az – zuhd, (hal – hal. 8) dan juga pula abu nu’aim dalam al – hilyah, (iv/166). al – haitsami (ii/251) berkata, “hadits ini diriwayatkan oleh ath – thabrani dalam al – mu’jamul kabiir dan juga pula para perawinya menggambarkan tsiqah. ”
[31]. hr. ahmad, (i/416) , ibnu hibban (vi/297, sebagaimana yang terdapat dalam al – ihsaan) , al – hakim, (ii/112) , ibnu ‘ashim dalam as – sunnah, (i/249). al – hakim berkata: “sanad hadits ini shahih. ” penilaian al – hakim disetujui oleh adz – dzahabi. kebalikannya al – haitsami dan juga pula al – albani menilainya hasan.
[32]. hr. al – marwazi. lihat mukhtashar qiyaamil lail, (hal – hal. 36) dan juga pula al – hakim dalam al – mustadrak, (ii/414). al – hakim menghitung hadits ini shahih dan juga pula disepakati oleh adz – dzahabi.
[33]. lihat ash – shalaah wat tahajjud oleh ibnu al – khirath, (298).
[34]. mukhtashar qiyaamil lail (hal – hal. 62).
[35]. ibid (hal – hal. 63).
[36]. atsar ini diriwayatkan oleh al – aajuri dalam fadhlu qiyaamil laili wat tahajjud (hal – hal. 58).
[37]. lihat ash – shalaatu wat tahajjud (hal – hal. 298).
[38]. atsar ini diriwayatkan oleh al – marwazi. lihat mukhtashar qiyaamil lail (hal – hal. 58).
[39]. lihat al – kaamil karya ibnu ‘adi, (ii/526). komentar saya (penulis) : sebagian ulama ada yang menisbatkan ini kepada sabda nabi dan juga pula penisbatan ini tidak benar. ibnul jauzi berkata atsar ini dalam al – maudhuu’aat, (ii/109) dan juga pula ibnu thahir dalam tadzkiratul maudhuu’aat, (hal – hal. 351). cerita atsar ini selengkapnya menggambarkan seragam berikut: tsabit bin musa, seorang zahid, datang kepada syuraik al – qadhi, lagi al – mustamli ada di depannya. syuraik mengatakan al – a’masy menggambarkan kepada kami dari abu sufyan dari jabir, ia menuturkan bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda – tanpa menyebut matan haditsnya – , setelah itu ketika ia memandang tsabit ia berkata, “barangsiapa yang tetap melakukan shalat di malam hari sampai wajahnya bakal terlihat indah di siang hari. ” yang dimaksudkan dengan perkataannya itu menggambarkan tsabit bin musa karna kezuhudannya, setelah itu tsabit mengira bahwa ia meri – wayatkan hadits ini bersumber dari nabi (hadits marfu’) dengan sanad ini. lihat perkataan as – sakhawi dalam fat – hul mughiits (i/311).
[40]. lihat as – shalaatu wat tahajjud (hal – hal. 298).
[41]. ibid, (299).
[42]. lihat mukhtashar qiyaamil lail, (hal – hal. 66).
[43]. ibid, (hal – hal. 67).
( sumber: http: // yesmuslim. blogspot. co. id/2017/04/suka – terbangun – antara – jam – 2 – 4 – pagi – itu. html )apabila data ini bermanfaat, bagikan ke orang terdekatmu. bagikan informasi bermanfaat pula tercantum amal ho.. . . sekaligus like fanspage kami pula buat mengidentifikasi informasi menarik yang lain @tahukah. kalian. news
0 Response to "Suka Terbangun Antara Jam 2 – 4 Pagi? Itu Tandanya Kamu Sedang Mengalami Hal Spiritual Ini!"
Posting Komentar