Sunnah Yang Sudah Mulai Dilupakan Ketika Terjadi Hujan Lebat Serukan Adzan Dengan Tambahan Lafadz Ini
Diantara sunah yang kira – kira tidak kita jumpai di warga merupakan ekstra lafadz adzan kala hujan.
sesungguhnya bisa jadi banyak tokoh warga yang mengenalnya.
terlebih uraian tentang tamabahan lafadz adzan ini amat gampang di miliki dan juga banyak disebutkan di buku – buku fikih.
tetapi mengingat lafadz adzan ekstra semacam ini tidak sering diketahui warga, sampai – sampai dikira asing ataupun terlebih lagi ajaran sesat. sampai – sampai muadzin enggan melantunkan lafadz itu kala adzan, karna dapat jadi warga hendak menilainya bagaikan orang sesat.
ekstra lafadz adzan kala hujan
ada banyak riwayat yang menampilkan terdapatnya perbandingan antara lafadz adzan biasa dengan lafadz adzan kala hujan. berikut sebagian riwayat yang menampilkan perihal tersebut,
kesatu, dari nafi’ dari ibnu umar
أَنَّهُ نَادَى بِالصَّلاَةِ فِى لَيْلَةٍ ذَاتِ بَرْدٍ وَرِيحٍ وَمَطَرٍ فَقَالَ فِى آخِرِ نِدَائِهِ أَلاَ صَلُّوا فِى رِحَالِكُمْ أَلاَ صَلُّوا فِى الرِّحَالِ. ثُمَّ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَأْمُرُ الْمُؤَذِّنَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةٌ بَارِدَةٌ أَوْ ذَاتُ مَطَرٍ فِى السَّفَرِ أَنْ يَقُولَ أَلاَ صَلُّوا فِى رِحَالِكُمْ.
ibnu umar sempat adzan buat shalat di malam yang dingin, anginnya kencang dan juga hujan, setelah itu ia berkata di akhir adzan,
alaa shollu fi rihaalikum,
alaa shollu fir rihaal’
shalatlah di rumah kamu, shalatlah di rumah kalian
setelah itu dia berkata, ”sesungguhnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menyuruh muadzin, apabila cuaca malam dingin dan juga berhujan kala dia safar buat mengucapkan, ’alaa shollu fi rihaalikum’ [shalatlah di tempat kamu masing – masing]’. (hr. muslim nomor. 1633 dan juga abu daud nomor. 1062)
kedua, dari nafi’, dia menggambarkan:
أَنَّ ابْنَ عُمَرَ أَذَّنَ بِالصَّلاَةِ فِى لَيْلَةٍ ذَاتِ بَرْدٍ وَرِيحٍ فَقَالَ أَلاَ صَلُّوا فِى الرِّحَالِ. ثُمَّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَأْمُرُ الْمُؤَذِّنَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةٌ بَارِدَةٌ ذَاتُ مَطَرٍ يَقُولُ « أَلاَ صَلُّوا فِى الرِّحَالِ ».
“ibnu umar sempat beradzan kala shalat di waktu malam yang dingin dan juga berangin. setelah itu dia berkata ‘alaa shollu fir rihaal’ [shalatlah di rumah kalian].
setelah itu dia berkata, ”dulu rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mu’adzin kala kondisi malam itu dingin dan juga berhujan, buat mengucapkan ‘alaa shollu fir rihaal’ [hendaklah kamu shalat di rumah kalian]. ” (hr. muslim nomor. 1632 dan juga abu daud nomor. 1063)
ketiga, dari ibnu abbas radhiyallahu ‘anhuma, dia berpesan mu’adzin pada dikala hujan,
إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَلاَ تَقُلْ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ قُلْ صَلُّوا فِى بُيُوتِكُمْ
“apabila engkau tuntas mengucapkan ‘asyhadu allaa ilaha illalloh, asyhadu anna muhammadar rasulullah’, hingga janganlah engkau ucapkan ‘hayya ’alash sholaah’. namun ucapkanlah ‘sholluu fii buyutikum’ [sholatlah di rumah kalian].
قَالَ : فَكَأَنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا ذَاكَ فَقَالَ أَتَعْجَبُونَ مِنْ ذَا قَدْ فَعَلَ ذَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّى إِنَّ الْجُمُعَةَ عَزْمَةٌ وَإِنِّى كَرِهْتُ أَنْ أُحْرِجَكُمْ فَتَمْشُوا فِى الطِّينِ وَالدَّحْضِ.
warga juga mengingkari perkataan ibnu abbas tersebut. kemudian ibnu abbas berkata, “apakah kamu terasa heran dengan perihal ini, sementara itu perihal ini telah dicoba oleh orang yang lebih baik dariku (rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam). (hr. muslim nomor. 1637 dan juga abu daud nomor. 1066).
dari riwayat di atas, mampu disimpulkan kalau terdapat sebagian lafazh adzan ekstra kala hujan bagaikan berikut:
1. أَلاَ صَلُّوا فِى الرِّحَالِ (’alaa shollu fir rihaal’ maksudnya ‘shalatlah kamu di rumah’)
2. أَلاَ صَلُّوا فِى رِحَالِكُمْ (‘alaa shollu fi rihaalikum’ maksudnya ‘shalat kamu di rumah kalian’)
3. صَلُّوا فِى بُيُوتِكُمْ (‘sholluu fii buyutikum’ maksudnya ‘sholatlah di rumah kalian’)
serupa yang di kutip dari konsultasisyariah, 3 lafadz di atas tidak dibaca seluruhnya, tetapi diseleksi salah satu.
letak lafadz ekstra ‘shollu fii buyuthikum’ ataupun ‘ala shallu fir rihaal’
kesatu, mengambil alih lafadz ‘hayya ‘alas shalaah’, ini sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat ibnu abbas di atas.
kedua, diucapkan langsung sehabis tuntas adzan, sebagaimana yang dinyatakan dalam riwayat ibnu umar radhiyallahu ‘anhuma.
kala menarangkan hadis ibnu abbas, an – nawawi berkata,
وفي حديث بن عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنْ يَقُولَ أَلَا صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ فِي نَفْسِ الْأَذَانِ وَفِي حديث بن عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ فِي آخِرِ نِدَائِهِ وَالْأَمْرَانِ جَائِزَانِ نَصَّ عَلَيْهِمَا الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْأُمِّ فِي كِتَابِ الْأَذَانِ وَتَابَعَهُ جُمْهُورُ أَصْحَابِنَا فِي ذَلِكَ
“dalam hadits ibnu abbas radhiyallahu ‘anhu, muadzin mengucapkan ’alaa shollu fii rihalikum’ di tengah adzan. sebaliknya dalam hadits ibnu umar, dia mengucapkan lafadz ini di akhir adzannya. kedua trik serupa ini dibolehkan, sebagaimana ditegaskan imam syafi’i rahimahullah dalam kitab al – umm pada bab adzan, dan juga diiringi oleh kebanyakan ulama madzhab kami (syafi’iyah). (syarh shahih muslim oleh an – nawawi, 5: 207)
lebih lanjut, an – nawawi menyarankan supaya dicoba sehabis adzan. dia berkata:
فَيَجُوزُ بَعْدَ الْأَذَانِ وَفِي أَثْنَائِهِ لِثُبُوتِ السُّنَّةِ فِيهِمَا لَكِنَّ قَوْلَهُ بَعْدَهُ أَحْسَنُ لِيَبْقَى نَظْمُ الْأَذَانِ عَلَى وَضْعِهِ
lafadz ini boleh diucapkan sehabis adzan ataupun di tengah – tengah adzan, karna ada dalil buat kedua wujud adzan ini. hendak namun, seusai adzan lebih baik, supaya lafadz adzan yang biasa diucapkan, senantiasa terdapat. (syarh shahih muslim oleh an – nawawi, 5: 207)
allahu a’lam
( sumber: http:// www. wajibbaca. com/2017/11/sunnah-yang-sudah-mulai-dilupakan. html )
0 Response to "Sunnah Yang Sudah Mulai Dilupakan Ketika Terjadi Hujan Lebat Serukan Adzan Dengan Tambahan Lafadz Ini"
Posting Komentar