Ridwan Kamil Minta Polemik Pojok Dilan Tak Diperpanjang
Merdeka.com - Anggaran yang disiapkan Perintah Provinsi Jawa Barat untuk penataan Lapangan Saparua termasuk pojok Dilan sebesar Rp 4,8 Miliar. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta polemik Pojok Dilan tidak berlanjut.
Dari data yang diperoleh, anggaran untuk pengadaan konstruksi penataan itu sudah masuk dal APBD 2019 di pos pengelolaan Saparua satu paket belanja modal. Pojok Dilan dan penataan Saparua ini dalam praktiknya juga menganggarkan sekitar Rp200 juta untuk konsultan pengawasan.
Sementara anggaran rutin tahunan aset milik Pemprov Jabar tersebut hanya anggaran perawatan, belanja kurang lebih untuk 23 pegawai dalam setahun total sebesar Rp 900 juta.
Besaran alokasi anggaran yang disiapkan untuk penataan Lapangan Saparua termasuk di dalamnya Pojok Dilan, hampir sama dengan anggaran yang diberikan pada kabupaten/kota untuk membangun satu Pusat Kebudayaan.
Setidaknya berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar, pembangunan gedung pusat kebudayaan berada di kisaran Rp 5-7 miliar.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan bahwa besaran alokasi anggara itu akan didominasi pada pada penataan saparua. Sedangkan Pojok Dilan tidak mengambil dana dengan porsi besar.
"(Pojok Dilan) Enggak (miliaran) paling ratusan juta, receh. Di Saparua itu nanti ada taman skateboard itu yang mengambil porsi paling besar. Penataan PKL, ada skateboard itu yang mendominasi 90% biaya," ujarnya di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (6/3).
Ia meminta masyarakat dan netizen tidak lagi meributkan soal Pojok Dilan sehingga menjadi bahasan di media massa. "Jangan diramein lagi," ucapnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, anggota DPRD Jabar Abdul Hadi Wijaya mengaku terkejut dengan besarnya anggaran untuk penataan Lapangan Saparua dan Pojok Dilan yang ada di dalamnya. Pasalnya, rencana itu tidak pernah dibahas bersama DPRD yang notabene sebagai mitra eksekutif.
"Dalam pekan ini ada dua (kabar yang mengejutkan DPRD). Satu, tentang Pojok Dilan, lalu (Rumah Sakit) Hasan Sadikin katanya mau dipindahkan. Itu kan punya pusat, sudah triliunan rupiah yang ditanamkan. Ini apaan ini?" Kata Abdul Hadi saat dihubungi.
Untuk itu ia mengaku akan segera meminta penjelasan kepada dinas terkait terkait detail penggunaan anggaran.
Anggota DPRD lainnya, Gatot Tjahjono mengamini jika tidak tahu secara detail terkait penganggaran untuk penataan Saparua tersebut. Namun, ia memahami jika Ridwan Kamil memanfaatkan euforia film Dilan yang menginspirasi membuat pojok Dilan di dalam Lapangan Saparua.
"Saya enggak tau RAB-nya (untuk penataan Lapangan Saparua). Bentuk sama analisanya (untuk Pojok Dilan) ga tahuz" ucapnya.
Gatot mengakui Ridwan Kamil orang yang kreatif dan punya latar belakang arsitek. Tujuan pembangunan Pojok Dilan pun untuk meningkatkan budaya literasi ia apresiasi selama bermanfaat untuk masyarakat luas.
"Saya memahami momentum, tapi suara masyarakat harus jadi pertimbangan. Sudah tentu Dilan ini kan fiksi, tapi masalahnya bukan persoalan nama, tapi lebih pada momentum," ujarnya.
"Atau nanti, program penataan alun-alun di Kabupaten Kota yang digagas Ridwan Kamil menggunakan nama tokoh yang berjasa," pungkasnya.
Sumber : https://m.merdeka.com/amp/peristiwa/ridwan-kamil-minta-polemik-pojok-dilan-tak-diperpanjang.html
0 Response to "Ridwan Kamil Minta Polemik Pojok Dilan Tak Diperpanjang"
Posting Komentar